Pesona Kampung Koboi Tegal Waton Dan Anjuran Menguasai Olahraga Berkuda

Pesona Kampung Koboi Tegal Waton Dan Anjuran Islam Menguasai Olahraga Berkuda

Pagi hari yang cerah dengan suhu udara yang sejuk saya di ajak Ustadz Fatkhur Rakhman keliling Desa Tegal Waton menuju sirkuit pacuan kuda.  Saya lihat  sirkuit pacuan kuda ini dengan standar nasional. Saya lihat para penggembala dan joki untuk melatih kuda-kuda mereka.  Kuda-kuda diajak berkeliling mengelilingi sirkuit oleh penggembala atau joki masing-masing. Kegiatan jogging kuda tersebut membuat saya jadi  terpana melihatnya.  Saya tidak sendirian melihat, banyak juga masyarakat sekitar desa - untuk sekedar menikmati pemandangan langka bagi masyarakat biasa, termasuk saya dan anak saya.

Seperti kebanyakan penonton lain, saya langsung mencari spot foto yang menarik dan menyaksikan  kuda-kuda beserta joki masing-masing yang seliweran di hadapan saya. Kuda-kuda itu tampak sehat dan kuat. Kata Ustadz Fatkhur Rakhman, harga satu ekor kuda yang ada disini bisa menembus harga yang fantastis yakni puluhan juta sampai satu miliar rupiah.

Saking terpananya menyaksikan pemandangan jogging kuda disana, tak terasa sudah dua jam lebih saya  berada di sekitar sirkuit.  Sirkuit pacuan kuda ini terlihat  sangat indah dengan latar  pemandangan tiga gunung Merbabu, Telomoyo dan Ungaran.

Anjuran Olahraga Berkuda 
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, bersabda: “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” (H.R. Sahih Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, menganjurkan para sahabatnya termasuk seluruh umat Islam yang mengikuti sunnahnya, agar mampu menguasai bidang-bidang olah raga, terutama berkuda, berenang, dan memanah.

Ketiga olahraga  yang dianjurkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam ini mengandung aspek kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportivitas, dan kompetisi. Olahraga ini memerlukan kekuatan fisik dan intelektualitas yang tinggi.

Demikian juga dalam Alquran surat Al-Aadiyaat ayat 1-4 juga tercantum  kisah tentang `heroisme’ kuda-kuda yang berlari kencang dalam kecamuk peperangan. ”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya). Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka, ia menerbangkan debu dan menyerbu ke tengah kumpulan musuh.”

Pada zaman Nabi Muhammad SAW terjadi sejumlah perang besar melawan kaum musyrikin dan kafirin. Saat itu, terjadi adu kepandaian berkelahi orang per orang, baik menggunakan tangan kosong, maupun menggunakan senjata seperti pedang atau tombak.

Perang Badar misalnya yang merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadhan 2 Hijriyah.

Pasukan kecil kaum Muslim yang hanya berkekuatan sebanyak 313 orang ini, bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Mereka berhasil mengalahkan para musyrikin Quraisy. Kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar ini tercantum dalam Alquran, surat Al Anfal ayat 1-10.

Setelah perang Badar, kekuatan militer umat Islam mulai terorganisasi. Ada pasukan berkuda (kavaleri) dan pasukan pemanah (artileri), serta pasukan darat (infanteri). (Tegal Waton, 10 September 2020)

Komentar

Postingan Populer