MUDIK MENJAGA TALI SILATURAHMI DAN MANFAAT DUNIA AKHIRAT
Tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman di hari raya idul fitri untuk bertemu keluarga, saudara, temen dan tetangga adalah bentuk untuk menjaga tali silaturahmi.
Kata silaturahmi berasal dari dua kata yaitu shilahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahim artinya kasih sayang, persaudaraan, atau rahmat Allah ta’ala. Jadi silaturahmi atau silaturahim berarti menghubungkan kasih sayang, persaudaraan karena Allah, sehingga rahmat Allah menyertai ikatan itu.
Banyak manfaat dunia dan akhirat yang di dapat dari silaturrahim, diantara manfaat silaturrahim adalah di luaskan rezekinya, di kenang kebaikannya, di panjangkan umurnya, Khusnul khatimah, kecintaan dalam keluarga, kunci masuk surga. Sebagaimana yang di terangkan dalam hadits Rasulullah:
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (HR Muslim)
“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” (HR Imam Bazar, Imam Hakim)
“Belajarlah dari nenek moyangmu bagaimana caranya menghubungkan rahim-rahim itu, karena silaturahmi menimbulkan kecintaan dalam keluarga, meluaskan rezeki, dan menunda kematian.” (HR Imam Tirmidzi)
“Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR Imam Muslim)
Meski kita sudah membahas manfaat silaturahmi untuk kesuksesan dunia, namun bukan itu niat utama itu. Niat kita tentu harus karena Allah. Tanpa niat karena Allah, kita bisa mendapatkan manfaat dunia seperti diluaskan rezeki, namun hanya di dunia saja. Jika kita ingin mendapatkan manfaat dunia dan akhirat, maka niatkan silaturahmi hanya untuk Allah, ibadah kepada Allah.
Namun begitu, kita juga tidak perlu menafikan manfaat dunia. Kita boleh berharap mendapatkan manfaat di dunia, tetapi bukan menjadi niat utama kita. Jika kita tidak boleh berharap manfaat-manfaat itu, mengapa Rasulullah saw menyebutkannya? Kita boleh berharap manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat utama.
Yang perlu diperhatikan lagi ialah bukan silaturahmi yang memperluas rezeki kita, tetapi Allah yang memperluas rezeki kita sebagai balasan kita mau menyambungkan rezeki kita. Sama halnya, bukan bacaan do’a yang menyebabkan keinginan kita terkabul, tetapi itu adalah kehendak Allah sebagai jawaban do’a kita.
Silaturahmi itu adalah ikhtiar batin sekaligus fisik. Ikhtiar batin kuncinya di niat dan ikhtiar fisik kuncinya Anda bertindak. masing-masing memberikan manfaat dan pastinya akan luar biasa jika dikombinasikan. Orang kafir sekali pun, jika mereka bersilaturahmi, mereka akan mendapatkan rezeki, tapi hanya di dunia saja. Jika seorang Muslim dengan niat ikhlas bersilaturahmi, maka dia akan mendapatkan keluasan rezeki yang lebih luas dan balasan di akhirat nanti.
Cukuplah hadits dibawah ini sebagai panduan tentang niat: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta kepada sesama Muslim karena sesungguhnya setiap Muslim itu bersaudara. Juga cinta kepada mahluq Allah dengan cara menyebarkan kebaikan dan kebenaran dimuka bumi.
Dengan cinta Anda tidak akan berat untuk bertemu dengan yang dicintainya, untuk membantu yang dicintainya, untuk menunjukan jalan yang benar kepada yang dicintainya, bahkan bersedia berkorban (itsar) bagi yang dicintainya. Tidak mungkin caci maki datang dari seorang Muslim kepada suadaranya. Dia hanya membenci perilaku yang salah, namun ingin menyelamatkan pelakunya.
Maka, yang namanya silaturahmi tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana saja dengan ucapan salam, dimana kita mendo’akan orang yang kita jumpai agar mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Jika cinta menjadi dasar, maka silaturahim itu mengetahui keadaan saudara dengan berkunjung, membantu saudaranya jika perlu bantuan, menyelamatkan suadara jika mengarah kepada kehancuran.
Karena silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan Anda dengan sudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis. Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan. Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersabarlah, rezeki itu akan datang, tetaplah bersilaturahmi karena Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya. (Choirul Hisyam)
Komentar
Posting Komentar