Saat Mudik, Menikmati "Serabi Bakar" Jajan Khas Cepu
asa haru, bahagia dan senang bisa berkumpul keluarga di desa, walau momen mudik ini hanya setahun sekali, tapi mampu membangkitkan rasa kekeluargaan yang mendalam. Saat berkumpul bersama keluarga mulai dari kakek, nenek, orang tua kita, pakde bude, paklek bulek, ponakan serta misanan maka kita bisa saling cerita dan berbagi pengalaman kepada sanak keluarga dan saudara.
Kebetulan mudik kami ke Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban Cepu Jawa Tengah. Di wilayah yang dikenal kaya dengan potensi minyak bumi ini,
Di sela saling ngobrol cerita dan berbagi pengalaman bersama keluarga tidak lupa hidangan jajan khas daerah di keluarkan dari dapur rumah yaitu jajan serabi yang cara pembuatannya dibakar. Makanan apakah Serabi Bakar itu ? Berikut ini catatan kami mengenai Serabi Bakar tersebut.
Walau istilah serabi mungkin bukanlah istilah asing bagi di wilayah Jawa Tengah. Tapi istilah serabi menjadi beberapa nama, diantaranya Surabi, Serabeh, dan Serabi. Kota Solo mungkin salah satu kota yang mempunyai makanan yang sama. Namun bedanya, serabi Cepu adalah makanan bagi buta yang juga hanya tersedia di pagi buta atau setelah subuh yang di jual pasar tempel tradisional di desa.
Biasanya, penjual serabi ini menjajakan daganganya secara langsung dibuat ketika berjualan. Artinya proses pembuatan serabi bakar ini dilakukan terbuka di tepi-tepi jalan. Sang penjual pembuat serabi dengan santainya menuangkan adukan serabi yang terbuat dari tepung beras dan santan di depan banyak pembeli.
Sementara asap kayu jati yang menjadi bahan baku utama pembakaran plus aroma serabi yang mulai matang membuat suasana ‘demo masak’ serabi menjadi semakin seru. Ketika matang, pembelipun bisa langsung ambil dan makan. Hanya dengan sedikit taburan parutan kepala setengah tua, serabi Cepu siap memanjakan lidah kita.
Bahannya yang terbuat dari tepung beras, membuat kita cukup merasa kenyang hanya dengan beberapa lembar saja. soal harga jangan tanya. Cukup Rp 500 per lembar sudah membuat kita puas dengan jajan khas Cepu yang gurih, nikmat dan sehat ini.
[Choirul Hisyam, Gondel Kedungtuban Cepu Jawa Tengah, 26 Juni 2017, Saat Mudik]
Komentar
Posting Komentar