Menjadikan Romadhon Lebih Produktif Dengan Berlomba Dalam Kebaikan
Di bulan Ramadhan aplikasi WA, BBM, Telegram, FB, Instragram dan Google Plus Handphone dipenuhi kiriman undangan/ ajakan kajian plus Bukber (Buka Bersama), tawaran berdonasi zakat, infaq dan sodaqoh dengan bentuk poster yang cukup menarik. Datangnya mulai dari MT (Majelis Taklim), Komunitas, YPA (Yayasan Panti Asuhan), dan Yayasan Lembaga Sosial Pendidikan.
Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya penuh keistimewaan, semua amal dilipatkan gandakan pahalanya. Otomatis orang berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraihnya.
Tentunya berlomba-lomba dalam kebaikan, kita akan mendapatkan faedah yang luar biasa, yaitu semua waktu akan menjadi produktif, tidak ada waktu yang terbuang percuma, kita akan sibuk dengan amal kebaikan.
Disamping itu, dengan membiasakan diri ber-fastabiqul khoirot akan menyelamatkan diri kita pada kesia-siaan waktu, karena semua dihadapi dengan perencanaan dengan sebaik-baiknya dan amalan yang kita lakukan akan diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ ala.
Tentunya kita harus menjadikan fastabiqul khoirot menjadi sebuah karakter yang melekat pada diri kita, maka insya Allah kita akan merasakan hadirnya cinta dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik yang Allah ridhai.
Kita jadi teringat kisah sahabat yang cukup masyhur, tentang dua sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA, yang selalu berusaha berlomba dalam kebaikan. Amal kebaikan Abu Bakar yang terlihat selalu ditiru dan dilampaui jumlahnya oleh Umar.
Suatu hari, Umar melihat Abu Bakar bergegas ke pinggiran kota selepas subuh. Esok harinya, hal itu dilakukan, rutin. Umar pun merasa penasaran dan mengikutinya. Ternyata Abu Bakar mengunjungi sebuah gubuk, seorang nenek renta buta yang menjadi pengisinya.
Tertegun Umar saat menyaksikan kondisi itu. Mengucapkan salam, lalu bertanya tentang apa yang dilakukan Abu Bakar kepada nenek tersebut. “Apa yang dilakukan pria itu di gubukmu ini, Nek?” Nenek itu pun menjawab: “Entahlah, tapi setiap pagi ia datang, membersihkan rumahku dan menyiapkan makan untukku.”
Umar pun menangis dan takut bila ia tak sanggup berbuat lebih baik dari itu. Ia pun bertekad melampaui kebaikan sahabatnya itu. Begitulah para sahabat terus menabung dan berlomba dalam kebaikan.
Berlomba dalam kebaikan akan melahirkan amal terbaik. Amal terbaik itu ada kaitannya dengan iman. Sebagaimana dalam surah al-Baqarah ayat 25 dan al-Ashr ayat 3, yang mengandung makna bahwa perbuatan baik itu aktualisasi dari keimanan.
Sebesar apa pun kebaikan itu, walau hanya sebesar biji zarah akan dibalas oleh Allah SWT (QS az-Zalzalah: 7-8) dan tidak akan disia-siakan (QS at-Taubah: 105). Dengan segala kekuatan yang kita miliki, berlombalah dalam kebaikan, kita raih amal terbaik di bulan Ramadhan, maka kemuliaan di dunia dan akhirat akan menjadi capaian walaupun bulan Romadhan meninggalkan kita. Wallaahu a'lam.
[Bakda Sholat Teraweh,15 Ramadhan 1439 H/31 Mei 2018 M, Foto by @_manahmad, Masjid Arif Nurul Huda Surabaya]
Komentar
Posting Komentar