Mengajari Manusia lewat Qudwah Hasanah & Akhlak Mulia
Sifat terpenting yang dimilki seorang pengajar atau muallim adalah memiliki segala sifat baik yang sempurna. Baik intelektual, keutamaan, keilmuan, kebijaksanaan, penampilan, ketampanan, ketrampilan, keaktifan, ketenangan, kelemah lembutan dalam bernarasi, serta keindahan dalam berlogika dan mengelola (memenege) segala hal.
Segala sifat baik ini telah terkumpul pada jiwa Rasulullah sang pengajar, dalam bentuk yang paling sempurna, paling lengkap, dan paling indah.
Beliau memang seorang pengajar teragung bagi setiap anak didik dan pelajar lewat diri beliau yang mulia dan penuh teladan. Bahkan terpampang pada diri beliau puncak pengajaran (ta'lim) dengan segala metodenya yang bervariasi.
Diantara metode terpenting beliau dalam mengajari umat manusia adalah memberikan teladan (qudwah)yang terbaik, serta bergaul dengan akhlak termulia.
Jika memerintahkan suatu hal, beliau Raasulallah adalah orang pertama kali yang melakukannya. Kemudian setelah itu para Sahabat mengikuti beliau. Metode ini merupakan metode paling jitu dan paling berpengaruh pada jiwa manusia. Serta paling cepat dalam memberikan pemahaman kepada mereka.
Diantara contoh metode ini, ketika Rasulallah mengajarkan wudhu kepada Sahabat yang bertanya tentang tata cara wudhu, "Dari Amru bin Syu'aib, dari kakeknya bahwa seseorang datang kepada Rasulullah ! Bagaimana cara bersuci itu ? Kemudia Rasulallah meminta diberi air dalam satu wadah, lalu beliau mencuci kedua telapak tangannya tiga kali. Membasuh muka tiga kali. Membasuh kedua lengan tiga kali. Mengusap kepala dan memasukkan kedua jari telunjuknnya pada kedua telinga: Kedua ibu jarinya mengusap bagian luar ke duan telinga, sementara kedua telunjuk membersihkan bagian dalam kedua telinga. Setelah itu beliau membasuh kedua kaki tiga kali. Lalu bersabda; "Beginilah (cara) berwudhu itu. Barangsiapa melakukan lebih dari ini atau mengurangi berarti iatelah berbuat salah dan zhalim dan berbuat salah"
Dalil yang lain, Rasulallah pernah menjadi imam shalat, dan beliau mengajarkan shalat itu diatas mimbar. Baliau mengajarkan demikian agar para manusia melihat dan mempelajari shalat beliau, setelah itu beliau bersabda: "Kerjakanlah shalat sebagaimana kalian melihat aku mengerjakannya." (HR. Bukhari)
Komentar
Posting Komentar