Pesan Taufik Ismail; Generasi Muda Indonesia Harus Tahu Sejarah Kekejaman Partai Komunis Indonesia Agar Paham Sejarahnya

Salah seorang sastrawan terkemuka yang aktif melawan komunisme, sejak zaman Orde Lama sampai zaman kini adalah Taufik Ismail. Berbagai buku yang menjelaskan bahaya dan kegagalan komunisme ditulis oleh Taufik Ismail, termasuk buku-buku saku yang disebarluaskan secara gratis kepada masyarakat luas.

Taufiq mengaku risau dengan generasi muda yang tidak lagi mengenal hakekat dan kekejaman kaum komunis. Dalam sebuah buku saku berjudul Tiga Dusta Raksasa Palu Arit Indonesia: Jejak Sebuah Ideologi Bangkrut di Pentas Jagad Raya, (Jakarta: Titik Infinitum, 2007), Taufiq menyajikan data yang menarik: Komunisme adalah ideologi penindas dan penggali kuburan massal terbesar di dunia. Dalam mengeliminasi lawan politik, kaum komunis telah membantai 120 juta manusia, dari tahun 1917 sampai 1991. Itu sama dengan pembunuhan terhadap 187 nyawa per jam, atau satu nyawa setiap 20 detik. Itu dilakukan selama ¾ abad (sekitar 75 tahun) di 76 negara. Karl marx (1818-1883) pernah berkata: "Bila waktu kita tiba, kita tak akan menutup-nutupi terorisme kita."

Vladimir Ilich Ullyanov Lenin (1870- 1924) juga menyatakan: "Saya suka mendengarkan musik yang merdu, tapi di tengah revolusi sekarang ini, yang perlu adalah membelah tengkorak, menjalankan keganasan dan berjalan dalam lautan darah." Satu lagi tulisannya: "Tidak jadi soal bila ¾ penduduk dunia habis, asal yang tinggal ¼ itu komunis. Untuk melaksanakan komunisme, kita tidak gentar berjalan di atas mayat 30 juta orang."

Lenin bukan menggertak sambal. Semasa berkuasa (1917-1923) ia membantai setengah juta bangsanya sendiri. Dilanjut kan Joseph Stalin (1925-1953) yang menjagal 46 juta orang; ditiru Mao Tse Tung (RRC) 50 juta (1947-1976); Pol Pot (Kamboja) 2,5 juta jiwa (1975-1979) dan Najibullah (Afghanistan) 1,5 juta nyawa (1978-1987). Buku saku lain tentang komunis me yang ditulis oleh Taufiq Ismail adalah Komunisme=Narkoba dan Komunis Bakubunuh Komunis, serta Karl Marx, Tukang Ramal Sial yang Gagal (Jakarta: Infinitum, 2007).

“Jangan sampai cucu kita, anak kita, keluarga kita tidak mengetahui seperti apa kekejaman yang dilakukan PKI dengan membunuh para pahlawan dan melakukan kekerasan terhadap para tokoh agama kita, ulama kita serta para pahlawan kita,” kata Taufik Ismail  di sela acara Silaturahim Purnawirawan TNI/Polri, Organisasi Masyarakat Keagamaan dan Kepemudaan di Balai Kartini Jakarta, Jumat,13/5 (MINA).

Taufik Ismail menegaskan, anak muda harus mengerti penipuan sejarah yang kejam ini. “Harus kita hadapi bersama-sama, sebuah penipuan sejarah, sebuah ideologi yang dalam waktu 74 tahun di 76 negara telah membantai 120 juta manusia di dunia, artinya selama 74 tahun setiap hari 4.500 dijagal, dibantai oleh ideologi ini (PKI)  melalui kerja paksa, kegagalan program ekonomi, pembantaian oleh pemerintah nya sendri, dan ini terjadi di 76 negara,” ungkapnya.

Dia juga menegaskan, kepada para guru, dosen, atau pendidik diharapkan mengetahui sejarah penipuan dan kekejaman ini kepada peserta didik.

“Penting bagi mereka mengathui hal ini, dan tolong belikan buku sejarah yang menguak tentang sejarah kekejaman ini untuk mereka pahami agar dewasanya tidak menjadi anak yang tidak tahu sejarah,” imbuhnya. [Choirul Hisyam]

Komentar

Postingan Populer