Seandainya Presiden SBY Seperti Khalifah Ali bin Abi Thalib
Seorang khalifah (pemimpin) harus mempunyai sikap ketegasan dalam memutuskan suatu kebijakan dengan didasari rasa keimanan kepada Allah , apakah yang diputuskan nanti mempunyai rasa keadilan, kesejahteraan bagi rakyatnya bukan sebaliknya menja binatang buas yang selalu menerkam (menindas) rakyat.
Ketika ada bawahannya (seorang gubenur) telah jelas melakukan sebuah kebijakan yang dianggap merugikan dan menyengsarakan rakyatnya maka seorang Khalifa harus cepat tanggap untuk menegur bawahannya (gubenur) tersebut dengan mengatakan bahwa kebijakannya harus ditinjau ulang kalau perlu di cabut.
Maka ada baiknya seorang Presiden SBY sebagai seorang Khalifa di negeri ini mencontoh dan meneladani Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menjalankan roda pemerintahannhya sehingga kasus Bima dan yang lainnya tidak akan terjadi.
Khalifah Ali bin Abib Thalib tidak segan-segan menegur bawahannya (gubenur) walaupun hanya sekedar surat ketika bawahannya melakukan kebijakan yang merugikan rakyatnya. Seperti katika Khalifa Ali bin Thalib menegur Isytar an Nakh gubenur Mesir melalui surat yang dikirimnya.
Isi surat tersebut berbunyi; Saya telah arahkan anda, kepada satu negeri yang sudah berlaku beberapa kekuasaan sebelumnya, dengan keadilan dn kecerobohan, dan orang-orang selalu memperhatikan cara anda mengurusnya, seperti juga anda perhatikan cara orang lain yang juga mengurusnya.
Mereka akan mengatakan kepada anda, apa yang anda juga mengatakan kepada mereka, dan sesungguhnya telah berlaku bagi orang-orang yang shaleh seperti Allah telah lakukan dengan lisan dari hamba-hamba-Nya.
Oleh karena itu, sebaik-baik yang harus anda usahakan ialah amal yang shaleh, kuasailah hawa nafsu anda dan emosinya dari pada yang tidak dibenarkan oleh Allah kepada anda. Karena penguasaan nafsu, menunjukkan kesadaran bagi yang disenangi maupun yang tidak disenangi.
Bangkitlah rasa hati anda, dengan kasih sayang kepada rakyat dan cinta kepada mereka, dan bersikap lembut kepadanya, dan jangan sekali-kali anda menjadi binatang buas yang selalu menerkam (menindas) mereka.
Mereka adalah saudara dalam agama atau sebagai bandingan bagi anda, didalam kejadian mereka bisa jatuh dan sakit, mereka bisa berbuat dengan sengaja dan salah. Oleh karena itu berilah maaf dengan sabar hati, seperti anda inginkan ampunan dan keridhaan dari Allah. Tuhan di atas mereka, dan kekuasaan ditangan anda, sedang Allah diatas orang-orang yang mengangkat anda. Telah memberikan kepada anda urusan mereka, dan menguji anda dengan mereka.
Janganlah anda, sekali menghadapkan diri anda untuk memusuhi Allah. Maka Allah tidak pernah menunjukkan kepada anda dengan ancaman-Nya. Jangan sekali-kali anda merasa sesal karena ampunan dan merasa susah, karena pembalasan . Dan janganlah terlalu tergesa-gesa melakukan sesuatu kesempatan dan jangan sekali-kali berkata; “Saya diberi tugas, saya memerintah dan saya harus ditaati”.
Karena yang demikian itu adalah suatu kebodohan dalam hati dan menjadi perusak dalam agama, dan mendekatkan lawan kepada anda.
Komentar
Posting Komentar